akhir-akhir ini adalah waktu penerimaan siswa baru dan secara pasti akan diadakan MOS/OSPEK tergantung jenjang pendidikan..
tetapi apa yang terjadi? ternyata banyak sisi negatifnya daripada positifnya!
monggo langsung aja cek di TKP ...!!
Bagi calon mahasiswa baru, Ospek menjadi momok yang paling menakutkan bak monster yang akan menghancurkannya, lantaran kekerasan yang kerap terjadi pada mahasiswa baru.
Sejatinya Ospek/OPAK (Orientasi Pengenalan Akademi Kampus) diselenggarakan bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa terhadap lingkungan baru, staf pengajar, mekanisme, serta tata regulasi yang berlaku di kampus, dengan serangkaian agenda acara dan berbagai macam bentuk penugasan atau lebih dikenal dengan perpeloncoan.
Akan tetapi, kegiatan ini sudah tak layak lagi diterapkan di dunia akademik karena beberapa alasan yang sangat nyata adanya. Di antara alasan-alasan tersebut adalah kegiatan ini sangat menguras tenaga, pikiran, biaya dan waktu yang tak sebading dengan hasilnya.
Mahasiswa harus mempersiapkan atribut, aksesori yang tak jelas sampai larut malam serta harus bangun di pagi hari untuk mempersiapkan bekal yang harus dibawa. Seluruh ongkos pembuatan atribut yang lumayan besar serta biaya demi terselengaranya Ospek pun dipungut dari mahasiswa baru. Pelestarian budaya feodal, serta tradisi militer yang dihiasi dengan celaan, hinaan, serta tindak kekerasan yang jauh dari nilai edukasi dan nilai humanis sering mendominasi kegiatan ini. Para peserta diwajibkan untuk mematuhi seluruh aturan yang ada yang merupakan wujud dari bentuk arogansi panitia belaka. Peserta mengikuti ceramah Ospek dengan sisa-sia tenaga, sehingga materi yang bisa diserap pun parsial.
Penggemblengan mental, penumbuhan sikap kebersamaan dan kerja sama, serta pengenalan seluk beluk kampus secara holistik, bisa dikenalkan melalui proses di dalam kampus seperti melalui studium general dan dikembangkan melalui UKM (unit kegiatan mahasiswa) yang ada di kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar