Sesuatu Banget,,,,,,,

Selasa, 29 September 2011  minum AneMonz!


Oke.. langsung aja ke postingan!
Postingan ini akan menceritakan tentang sebuah kisah gembira seorang guru yang dikejar-kejar oleh rentenir berdarah dingin.
rentenir
Prof.Dr.Ir.H. Rentenir, S.Pd.,M.Pd.,B.Sc.,Ph.D.
Ini merupakan sekuel dari postingan terdahulu yang berjudul……. lupa! Pokoknya postingan terdahulu..! Yang ceritanya soal guru yang berwajah nampan..eeh..tampan yang ditilang polisi. Terus karena satu dan lain hal, maka si guru
nampan
tampan tersebut tidak jadi ditilang. Udah ah..! itu mah postingan lama..
Coba yang udah pernah baca postingan tersebut tangannya ngaceng!
Buat yang belom baca, ntar saya postingin lagi.. (tapi kalo masih ada itu juga file .doc-nya – mudah”an masih ada di recycle bin) <<–apa itu recycle bin? Recycle bin itu mrupakan inisial yang terdiri atas tiga kata: Re artinya ulang, Cycle artinya sepeda, dan Bin itu adalah turunan (misalkan bapanya situ namanya Somad, jadi situ Bin Somad). Jadi Recycle Bin mrupakan Bapaknya Situ Maen Sepeda Berulang-ulang..
Maksudnya?
Nanti dicarikan di tempat sampah.. kalo ada nanti dipostingin lagi.
Alhamdulillah yah.. postingan ini bisa rilis lagi.. jadinya kaya sesuatu banget.. oh yes.. oh no.. genjreeeeng.. kokoronotomo..
Soal rentenir..
Ceritanya bermula ketika si guru tampan yang dilihat dari sisi kognitif, afektif dan psikomotor pun tetap tampan, meminjam duit kepada seorang rentenir yang juga agak tampan. Minjem duit? Ya! Buat apa? Buat beli Cangcut..
Tau cangcut apa?
Cangcut temennya kutang!
Tau kutang apa?
Kutang gu jandamu…
The Kutang of The National Subdistrict
The Kutang of The National Subdistrict
Ooh iya..
ngomongin soal janda, ada yang seru nih!
Cerita bermula ketika.. <<–kok cerita bermula lagi??? Ga papa.. kan jadinya kaya senestron Cinta Fitri, multi plot.
terusin nih yaa..??!
Cerita bermula ketika ada seorang dukun mencabuli pasiennya.. “yes no-yes no!”, kata si dukun. *Loohh.. kok kata si dukun? Kata pasiennya donk harusnya mah ya??
Yaa, intinya begitulah..!
Intinya si dukun tersebut pada akhirnya dijebloskan ke dalam sel tahanan atas tuduhan Pasal 32 KUHP junto 34 tentang pemalsuan mantra dan terancam hukuman maksimal 30 tahun kurungan dipotong pajak.
Namun pada hari raya Lebaran kemarin, si dukun mendapatkan remisi. Ia mendapatkan masa potongan tahanan selama 42 tahun.. jadinya minus kan? Naahh.. gimana cara mengatasi minus ini? Caranya, yaitu dengan menahan Hakim, Jaksa dan Polisi di rumah si dukun selama 12 tahun. (30 – 42 = -12) <<–bener toh?!
Hakim, Jaksa dan Polisi ditempatkan satu sel di dalam rumah si Dukun.
Namun karena frustasi di dalam penjara, si Jaksa mencoba mengakhiri hidupnya dengan coba menggantung diri. Ia berusaha menalikan tambang pada tiang atap ruang tahanan (baca: rumah si dukun) yang berketinggian 3 meter untuk menggantungkan lehernya. Tapi anehnya, beberapa kali usaha si jaksa ini tidak membuahkan hasil..!!
Beberapa kali si jaksa mengikatkan lehernya dan melompat dari kursi.. tak kunjung juga mati. Kenapa? Karena tali-nya 5 meter!
Jelas aja.. tinggi atap 3 meter; tali 5 meter.. mau matinya gimana tehnik?
Bingung kan?
Jangankan situ yang baca… saya yang bikin postingannya aja bingung gimana endingnya ini postingan..!
Udahan ah..
Beli mangga di pasar duren, i’m sorry goodbye..
MERDEKA !!

source : OomGuru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar